PROSES DAN MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEBUAH PERUSAHAAN

PROSES DAN MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEBUAH PERUSAHAAN

Ela Sapitri1, Rizla Akbar2, Irma Dwi Madhani3

PENDAHULUAN

Pemimpin dan kepemimpinan, merupakan dua kata yang saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Hal ini, mengundang berbagai pendapat dan teori dari beberapa ahli yang pada intinya memberikan suatu batasan kriteria dari makna yang terkandung pada kedua kata tersebut. Kata pemimpin berhubungan dengan subyek (personifikasi) beserta segala kriteria dan batasan terhadap tampakan kemampuan dan atau kecenderungan terhadap kemampuan atas dasar kekuatan yang dimiliki secara personel oleh yang bersangkutan. Sedangkan kepemimpinan lebih ditujukan kepada gerak dinamisasi produk dari pemimpin, yang pengertiannya mengandung berbagai makna dengan batasan atas produk itu sendiri. Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain dan yang memiliki otoritas manajerial. Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.

Kepemimpinan merupakan masalah manusia yang bersifat unik. Keunikan masalah kepemimpinan seunik manusianya itu sendiri. Masalahnya tidak sekedar menyentuh kehidupan manusia sebagai individu, tetapi juga sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, setiap proses kepemimpinan dalam keunikannya masing-masing, tidak dapat melepaskan diri dari kondisi yang bersifat dan bernilai manusia. Pemimpin adalah manusia dan orang yang dipimpinpun manusia. Oleh karena itu, bilamana proses kepemimpinan dilaksanakan secara tidak manusiawi, maka berbagai masalah akan terjadi, yang pada akhirnya akan berakibat prosesnya berlangsung tidak efektif.

Banyak persoalan yang perlu dipahami jika seseorang ingin menjadi pemimpin yang baik dan efektif. Satu diantara banyak persoalan tersebut adalah berkaitan dengan teknik pengambilan keputusan dalam kepemimpinan. Keputusan ( Decision ) adalah pilihan – pilihan yang dibuat dari satu atau dua/lebih alternatif. Pengambilan keputusan adalah suatu proses memilih alternatif terbaik dari serangkaian alternatif keputusan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Setiap pemimpin dalam proses kepemimpinannya akan selalu dihadapkan pada persoalan untuk mengambil suatu keputusan. Dengan demikian, teknik pengambilan keputusan dalam kepemimpinan, adalah salah satu persoalan yang perlu dipahamai oleh seorang pemimpin. Setiap keputusan memiliki konsekuensi dan dampak dalam skala tertentu. Dengan memahami teknik pengambilan keputusan dalam kepemimpinan, seorang pemimpin yang baik dan efektif diharapkan akan dapat mengambil keputusan dengan optimal.

 

LANDASAN TEORI

Perbedaan Pemimpin dan Manajer

Pemimpin dengan manajer adalah berbeda. Tidak semua pemimpin adalah manajer dan tidak semua manajer adalah pemimpin. Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain. Seseorang bisa menjadi pemimpin karena ditunjuk atau karena keinginan kelompok, sedangkan manajer itu ditunjuk dan memilki kekuasaan legitimasi untuk memberi paenghargaan maupun memberi hukuman pada bawahan/pengikutnya. Kekuatan mempengaruhi para manajer karena dimilikinya otoritas formal, bukan karena faktor individual.

Karena otoritas formal itulah manajer memilki wewenang yang merupakan kekuatan resmi yang dimiliki seseorang karena kedudukannya dalam organisasi. “Pengarahan atau perintah dari seorang manajer dalam sebuah wewenang dipatuhi karena mereka harus dipatuhi”. Seseorang memilki wewenang karena posisinya dalam suatu organisasi dan bukan karena sifat-sifat pribadinya.

Beberapa hal yang membedakan pemimpin dengan manajer adalah:

  • Pemimpin tidak selalu berada dalam sebuah organisasi, sedangkan manajer selalu dalam organiwsasi tertentu baik formal maupun non formal.
  • Pemimpin bisa ditunjuk atau diangkat oleh anggotanya, sedangkan manajer selalu
  • Pengaruh yang dimiliki pemimpin, karena memiliki kemampuan pribadi yang lebih dibandingkan dengan yang lain, sedangkan pengaruh yang dimiliki manajer karena dimilikinya otoritas
  • Pemimpin memiliki organisasi secara luas dan jangka panjang, sedangkan manajer berpikir jangka pendek dan sebatas tugas dan tanggung
  • Pemimpin memiliki keterampilan politik dalam menyelesaikan konflik, sementara manajer menggunakan pendekatan formal-legal.
  • Pemimpin berpikir untuk kemajuan dan perbaikan organisasi secara luas, sementara manajer berpikir untuk kepentingan diri dan kelompokanya secara
  • Pemimpin memiliki kekuasaan secara lebih luas, sedangkan manajer hanya memiliki wewenang

 

Hubungan Manusia dalam Kepemimpinan

Kepemimpinan memerlukan bentuk hubungan manusiawi yang efektif, artinya hubungan manusiawi dalam kepemimpinan adalah cara seseorang pemimpin dalam memperlakukan orang yang dipimpinnya, yang akan memberikan tanggapan berupa kegiatan-kegiatan yang menunjang atau tidak bagi pencapaian tujuan kelompok/organisasinya. Kegiatan-kegiatan itu bukan sesuatu yang statis. Tetapi dapat berubah dan berkembang. Sehingga aktualisasi kelompok/organisasi menjadi dinamis.

Menciptakan hubungan manusia yang efektif, merupakan alat dalam kepemimpinan. Hubungan itu harus dipelihara, dikembangkan dan dibina. Ada dua bentuk hubungan manusiawi yaitu (Rivai, 2004):

 

  • Hubungan manusiawi yang efektif (positif)

Hubungan manusiawi yang efektif, yaitu komunikasi dan perlakuan yang menimbulkan rasa senang dan puas antar kedua pihak. Kondisi seperti itu akan menimbulkan rasa ingin memiliki (sense of belonging), rasa ikut bertanggung jawab (sense of responsibility), dan adanya kemauan untuk ikut berpartisipasi (sense of participation), baik pada orang-orang yang dipimpin maupun para pemimpin unit masing-masing.

  • Hubungan manusiawi yang tidak efektif (negatif)

Hubungan manusia yang tidak efektif, yaitu kominikasi dan perlakuan yang menimbulkan perasaan tidak senang, tidak puas, dan saling menolak antara kedua pihak.

 

Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan

Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, jika pemimpin tidak dapat membuat keputusan, dia (seharusnya) tidak dapat menjadi pemimpin.

Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku, mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh karrena itu, untuk mengetahui apakah keputusan yang diambil baik atau buruk tidak hanya dinilai setelah konsekuensinya terjadi, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:

 

  1. Teori keputusan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko
  2. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data, untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis
  3. Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi

 

Dengan demikian, fokus pengambilan keputusan adalah pada kemampuan untuk menganalisis situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungkin, sehingga permasalahan dapat dituntaskan.

Jenis-jenis keputusan dan masalahnya

Keputusan merupakan pilihan yang dibuat dari alternatif-alternatif yang ada. Dan pengambilan keputusan merupakan proses dalam mengenali masalah-masalah dan peluang-peluang untuk kemudian dipecahkan. Jenis-jenis keputusan ada 2, yaitu :

  1. Keputusan Terprogram
  2. Keputusan Tidak Terprogram

 

Proses dan gaya pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan proses yang kompleks yang memerlukan penanganan serius. Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu proses dan gaya pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan dalam prakteknya dapat dilakukan melaui tahapan-tahapan berikut:

  1. dentifikasi masalah
  2. Mendefinisikan masalah
  3. Memformulasikan dan mengembangkan alternatif
  4. Implementasi keputusan
  5. Evaluasi keputusan

 

Sementara itu, tahapan-tahapan dalam proses pengambilan pengambilan        keputusan dapat dikemukanan sebagai berikut:

  1. Tetapkan masalah
  2. Identifikasi kriteria keputusan
  3. Alokasi bobot pada kriteria
  4. Kembangkan alternatif
  5. Evaluasi alternatif
  6. Pilih alternatif terbaik

 

Gaya pengambilan keputusan

Gaya adalah learn habit atau kebiasaan yang dipelajari. Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Riset tentang gaya pengambilan keputusan telah mengindikasi empat pendekatan gaya individual yang berbeda terhadap pengambilan keputusan. Gaya pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh  dimensi:

  1. Cara berpikir, terdiri dari:
    1. Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
    2. Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara

 

  1. Toleransi terhadap ambiguitas
    1. Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas
    2. Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat memproses banyak pemikiran pada saat yang sama.

 

Teknik Pengambilan Keputusan

Teknik-teknik pengambilan keputusan yang paling umum digunakan dalam pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut .

  1. Brainstorming
    • Pemberian informasi dan
    • Konklusi (Penyepakatan).
  2. Teknik Delphy
  3. Teknik Kelompok Nominal
  4. Teknik Synetics
  • Keputusan dalam keadaan kepastian (certainty)
  • Keputusan dalam keadaan resiko (risk)
  • Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty)
  • Keputusan dalam keadaan konflik

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Teknik pengambilan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan untuk mengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang terkait dengan masalah sosial (Creswell, 2013) yang dapat digunakan untuk menginterpretasi, mengeksplorasi, atau memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang aspek tertentu dari keyakinan, sikap, atau perilaku manusia (George et al., 2012). Penelitian ini fokus pada persepsi dan pengalaman peserta, juga cara mereka memahami kehidupan.

Sedangkan analisis data dibangun secara induktif dari tema khusus ke tema umum, lalu peneliti membuat interpretasi tentang makna data. Peneliti lebih memperhatikan pendapat secara individu dan dituntut untuk mampu menerjemahkan kompleksitas situasi.

 

KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah ilmu dan seni dalam mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari peranan manusia yang dihadapkan pada berbagai masalah hidupnya untuk diselesaikan. Dalam hal ini pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang penting bahkan menjadi inti dalam kepemimpinan.

Setiap pemimpin dalam proses kepemimpinannya akan selalu dihadapkan pada persoalan untuk mengambil suatu keputusan. Dengan demikian, Teknik pengambilan keputusan dalam kepemimpinan, adalah salah satu persoalan yang perlu dipahami oleh seorang pemimpin, baik sebagai pimpinan individu, kelompok, organisasi/perusahaan maupun masyarakat secara luas. Setiap keputusan memiliki konsekuensi dan dampak dalam  skala tertentu. Dengan memahami Teknik pengambilan keputusan dalam kepemimpinan, seorang pemimpin yang baik dan efektif diharapkan akan dapat mengambil keputusan dengan optimal.

Namun demikian, perlu disadari, bahwa seorang pemimpin adalah seorang manusia biasa, yang tidak akan lepas dari kekeliruan maupun kealpaan. Sehingga,secanggih apapun Teknik pengambilan keputusan yang digunakan, tidak ada jaminan 100% akan memberikan keberhasilan. Perlu kita ingat bahwa Domain manusia adalah berusaha sebaik-baiknya dengan penuh keikhlasan,sedangkan hasilnya adalah merupakan domain Allah SWT. Berikut ini adalah beberapa pesan yang patut menjadi bahan renungan para pemimpin pada khususnya, dan kita semua pada umumnya, yaitu:

  1. Manusia dalam suasana keterbatasan dan kealpaan;
  2. Ilmu yang dimiliki amat terbatas;
  3. Sebagian besar petunjuk itu bersumber dari al-Qur’an dan tauladan rasul-Nya;
  4. Selalu mendekatkan diri pada Allah swt, yaitu.Dzat Yang Maha Memberi Peunjuk, Pemilik Ilmu, Maha Agung, Maha Suci dan Maha segalanya.

“Jika seseorang mencari jabatan sebagai hakim di antara kaum Muslim lalu dia mendapatkannya, dan keadilannya menang atas kezaliman, dia akan masuk surga, tetapi orang yang kezalimannya mengalahkan keadilan, dia akan masuk neraka” (HR. Abu Dawud).

 

DAFTAR PUSTAKA

Glueck,WilliamF.And Jauch Laurance R.2000. Business Policyand Strategic Management, An In grated Approach. Houghton Miflin Company, USA

Haryadi. 2012 .Kepemimpinan dengan Hati Nurani. Tugu Publisher, Yogyakarta.

J.Supranto. 1998.Teknik Pengambilan Keputusan.Rineka Cipta Jakarta

Sondang P Siagian 1997. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.PT. Toko Gunung Agung ,Jakarta.

Veithzal Rivai .2007.Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.