Alat Musik Tifa

4 min read

Alat Musik Tifa

Alat Musik Tifa– Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau mulai dari Sabang sampai Merauke. Pada zaman dulu kala alat musik merupakan alat yang dipakai oleh nenek moyang kita. Hal ini menunjukan bahwa negeri kita merupakan negeri yang berbudaya dan memiliki cita rasa seni yang tinggi. Alat musik tersebut sengaja diciptakan dengan tujuan untuk mengiringi berbagai jenis tarian dan nyanyian sebagai sarana ritual maupun hiburan.

Nah, disini saya akan menjelaskan mengenai salah satu alat musik yang diciptakan oleh nenek moyang kita atau orang-orang terdahulu yaitu tifa. Berikut ini penjelasan mengenai alat musik tifa.

Contents

Pengertian Alat Musik Tifa

Pengertian Alat Musik Tifa
romadecade.org

Alat musik tifa merupakan salah satu harta kekayaan alat musik tradisional yang berasal dari Indonesia bagian Timur yaitu Papua dan Maluku. Cara memainkan alat musik ini ialah dengan cara dipukul sama seperti halnya dengan gendang dan dimainkan oleh para laki-laki dewasa.

Alat musik ini dibuat dari sebatang pohon kayu yang dikosongkan atau bagian isinya dihilangkan dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, penutup yang digunakan biasanya bersumber dari kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang merdu.

Dan bentuknya dihiasi dengan ukiran-ukiran khas. Setiap suku yang ada di Maluku dan Papua memiliki alat musik tifa dengan ciri khas nya yang berbeda-beda.

Sejarah Alat Musik Tifa

Sejarah Alat Musik Tifa
m.belanja.com

Sejarah alat musik tifa ini banyak sekali ragamnya tergantung persepsi tiap daerah yang menggunakannya. Namun yang sangat terkenal bagi ormas papua adalah tifa dari daerah Biak. Masyarakat pedalaman yang mayoritas tentunya masih sangat erat dengan cerita-cerita nenek moyang mereka. Konon di suatu tempat di Biak hiduplah dua bersaudara laki-laki yang bernama Fraimun dan Sarenbeyar.

Nama mereka pun memiliki makna yang membuat mereka sangat dekat, Fraimun yang memiliki arti perangkat perang yang gagangnya dapat membunuh. Sedangkan Saren mempunyai arti busur dan Beyar merupakan tari busur yang mempunyai makna anak panah yang terpasang pada busur.

Dua bersaudara ini pergi dari desanya yaitu desa Maryendi karena desa mereka sudah hilang (tenggelam). Mereka terus berjalan dan berpetualang hingga menemukan daerah yang bernama Wampember yang berada didaerah Biak Utara serta tinggal dan menetap di sana.

Penemuan Pohon Opsur

Pohon Opsur
pixabay.com

Konon ceritanya pada saat mereka sedang mencari makan dengan cara berburu di malam hari, mereka berdua menemukan sebuah pohon yaitu pohon opsur. Opsur sendiri memiliki arti pohon atau kayu yang mengeluarkan suara dan bunyi di tengah-tengah hutan. Karena melihat kondisi sudah malam, mereka memutusakn untuk tidak melanjutkan perjalanan dan mereka bersepakat untuk pulang ke rumah dan kembali esok hari.

Karena tertanam rasa penasaran mengenai pohon yang ditemukan mereka keesokan harinya merekapun pergi untuk kembali mendatangi pohon yang mengeluarkan bunyi tersebut. Dan ternyata setelah mereka sampai disana mereka melihat bahwa pohon itu ditinggali oleh berbagai jenis binatang diantaranya lebah madu, soa-soa serta biawak dan binatang-binatang kecil lainnya.

Jiwa penasaran mereka semakin menggebu dan semakin ingin mengetahui yang sebenarnya apa yang ada didalam pohoh tersebut dan akhirnya mereka memutuskan untuk menebang pohon itu. Setelah pohon tersebut ditebang  mereka mengeruk dan mengosongkan bagian dalam kayu sehingga batang kayu menyerupai pipa dengan peralatan sederhana yaitu menggunakan nibong.

Membuat Penutup Kayu

membuat penutup salah satu sisi
tribunewswiki.com

Nibong sendiri memiliki adalah sebuah sederhana berbentuk besi panjang yang ujungnya sangat tajam. Dan mereka  membakar bagian dalam  kayu tersebut agar hasilnya lebih bagus. Saat ingin menutupi salah satu isinya sempat terlintas dibenak mereka untuk memakai kulit paha sang Kakak.

Setelah menjalani pertimbangan yang cukup panjang, rasanya akan sangat menyakitkan bagi sang Kakak untuk mengorbankan kulit paha nya. Dan akhirnya setelah berdiskusi, mereka memutuskan untuk menggunakan kulit hewan soa-soa.

Penangkapan hewan soa-soa ini pun tidak semudah yang dibayangkan harus berhati-hati dan tidak sembarangan. Mereka memanggil hewan tersebut dengan isyarat suara “Hei, napiri Bo..” secara terus menerus dan berulang-ulang menggunakan bahasa daerah Biak ini. Akhirnya soa-soa ini pun mengerti dan seakan-akan hendak menyerahkan dirinya.

Dan akhirnya mereka menguliti hewan soa-soa ini dan kulitnay dipakai untuk menutupi salah satu sisi kayu yang berbentuk pipa tersebut. Dan berkat kerjak keras mereka pada saat itu alat tersebut berhasil menjadi salah satu alat musik yang digunakan dan dikenal masyarakat hingga saat ini.

Jenis-jenis Alat Musik Tifa

Jenis-jenis alat musik tifa
bukubiruku.com

Alat musik ini terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya sebagai berikut:

  1. Tifa Jekir
  2. Tifa Dasar
  3. Tifa Potong
  4. Tifa Jekir Potong
  5. Tifa Bas

Jenis-jenis alat musik tifa diatas mempunyai cara main yang sama yaitu dengan cara dipukul namun dari jenis-jenis tifa ini memiliki warna suara yang berbeda-beda saat dimainkan hal inilah yang menjadi pembedanya. Dan jika  tifa ini dimainkan secara bersama-sama, ritmenya harus diselaraskan. Kekhasan suaranya yang berbeda akan menghasilkan satu nada yaitu suara menghentak-hentak yang khas dan sangat enak untuk didengar.

Perbedaan Tifa Papua dan Tifa Maluku

Alat Musik Tifa Papua dan Maluku
negerikuindonesia.com

“Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan budaya dan bahsanya, masyarakatnya yang ramah-tamah menjadi salah satu kekhasan dari Indonesia”

Begitu juga dengan hal nya alat musik salah satu contohnya yaitu di  Indonesia bagian timur khususnya papua dan Maluku.

Papua dan Maluku sudah sama-sama mengenal alat musik jenis ini. Dan hal uniknya ialah, alat musik tifa ini sendiri dapat dikenal langsung asalnya hanya dengan melihat bentuk fisiknya saja, sangat menakjubkan bukan?

Karena tifa papua dan Maluku memiliki perbedaan yang khas. Berikut perbedaan tifa Papua dan Maluku:

Papua

Tifa daerah Papua
hanyaberbagi.com

Alat musik tifa ini sangat identik dengan Indonesia bagian timur (papua), khususnya suku Asmat mengapa demikian? Karena Tifa ini sudah menjadi salah satu identitas suku-suku yang ada didaerah Papua, bisa diibaratkan sudah menjadi kebutuhan yang snagat penting bagi manusia seperti oksigen.

Alat musik tifa papua bagi masyarakat Malim dikenal dengan nama Kandara, di Biak dikenal dengan nama Sirep, di Setani dikenal dengan nama Wachu sementara bagi suku Asmat mereka menyebutnya dengan nama Eme itulah sebutan-sebutan alat musik ini di papua.

Bagi mereka khususnya suku-suku di Papua sendiri, alat musik ini masih sangat kental dan erat hubungannya  dengan adat istiadat nenek moyangnya.

Maluku

Tifa daerah Maluku
negerikuindonesia.com

Alat musik Tifa yang berasal dari daerah Maluku memiliki perbedaan yang khas. Menurut nurfasta.com di Maluku Tifa mempunyai bentuk seperti tabung biasa tanpa ada pegangan di sampingnya. Ukiran-ukiran yang berada disekitar tabung bukan hanya ukiran biasa namun ukiran-ukiran itu menggambarkan kisah kehidupan atau ungkapan rasa syukur dari pembuatnya.

Pada umumnya masyarakat Maluku memainkan alat musik tifa sebagai pengiring dalam upacara kebudayaan atau upacara adat. Didaerah Maluku ada tarian khusus yang dibawakan saat melakukan upacara kebudayaan atau upacara adat yaitu tarian Cakalele, sebuah tarian tradisional yang menceritakan kondisi peperangan.

Di beberapa daerah lainnya di Maluku juga terdapat alat musik tifa yang memiliki sebutan berbeda. Di Maluku tengah tifa dikenal dengan sebutan Tihal atau Tahito.

Alat musik tifa yang berasal dari Indonesia bagian timur ini sangatlah unik. Jika diamati dengan spesifik bentuk fisik alat musik ini sangat mempesona, lengkap dengan ukiran-ukiran seninya yang sangat indah. Keunikan dari ukiran inilah yang membuat alat musik tifa sebagai alat musik khas dan istimewa.

Nah, itulah penjelasan mengenai alat musik tifa, semoga artikel ini bermanfat dan dapat menambah wawasan bagi para pembacanya.

Terimakasih

0

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.