Hukum Perbandingan Volume [Materi Pembelajaran SMA] Terlengkap

3 min read

Hukum Perbandingan Volume

Hukum Perbandingan Volume-Dalam mempelajari suatu hal pastinya setiap orang membutuhkan teori-teori dan hukum yang menjelaskan mengenai bagaimana materi itu dapat berjalan dan diterima oleh banyak kalangan. Salah satu bentuk contoh nyatanya yaitu ilmu kimia.

Dalam ilmu kimia ada beberapa macam hukum yang digunakan untuk menjadi sumber dari munculnya teori ini. Salah satu hukum yang digunakan dalam ilmu kimia ialah hukum perbandingan volume.

Apa saja sih yang dibahas dalam ilmu hukum perbandingan volume? Siapa sih pendiri atau penemunya? Nah pada kesempatan kali ini saya akan membahas itu semua untuk anda. Simak baik-baik ya!

Contents

Sejarah Joseph Louis Gay Lussac

Hukum Perbandingan Volume

Joseph Louis Gay Lussac, ya nama ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga para pecinta ilmu-ilmu kimia. Joseph Louis Gay Lussac atau sering dipanggil dengan nama Gay Lussac merupakan salah satu seorang ahli bidang kimia dan fisika.

Beliau telah menemukan sebuah teori yang mendasari perkembangan ilmu kimia yaitu hukum perbandingan volume. Dan beliau juga terkenal sebagai ilmuan yang menemukan gas.

Ilmuan ini lahir didaerah Vienne tepatnya pada tanggal 6 Desember 1778. Tahun 1802 bisa dibilang tahun yang bersejarah bagi beliau, karena pada tahun ini Gay Lussac pertama kali mencetuskan sebuah hukum kimia yang merupakan hasil dari percobaan-percobaannya.

Dalam rumus yang ia ciptakan ia mengatakan bahwa volume gas-gas yang bereaksi dan gas-gas hasil dari reaksi, bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama akan berbanding sebagai bilangan yang bulat dan sederhana.

Penemuan dan Bunyi Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac)

Hukum Perbandingan Volume

Penemuan hukum perbandingan volume tidak terlepas dari namanya penemuan-penemuan penting para ilmuan terdahulu.

Berawal dari tahun 1781, penemuan yang ditemukan oleh ilmuan Joseph Priestley (1733 – 1804) yang menemukan hidrogen dapat bereaksi dengan oksigen membentuk air.

Selanjutnya yaitu Henry Cavendish (1731- 1810) yang menemukan volume hidrogen dan oksigen yang bereaksi membentuk uap air dengan perbandingan 2 : 1.

Penelitian terus berjalan dan berlanjut yang dilakukan oleh dua orang ilmuan yang bernama William Nicholson dan Anthony Carlise. Mereka berhasil menguraikan air menjadi gas hidrogen dan oksigen menggunakan proses elektrolisis. Dan hasil dari percobaan tersebut diperoleh nilai perbandingan volume antara hidrogen dan oksigen adalah 2 : 1.

Dan pada akhirnya tepat pada tahun 1808 Joseph Louis Gay Lussac berhasil mengukur volume uap air yang terbentuk dan diperoleh perbandingan volume antara hidrogen : oksigen : uap air : ialah 2 : 1 : 2.

Bunyi Hukum Perbandingan Volume Gay Lussac

Pada suhu dan tekanan yang sama. perbandingan volume gas-gas yang beraksi dan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat.

Penting untuk diingat bahwa hukum perbandingan volume tidak berlaku pada reaksi yang melibatkan zat dalam fase padat dan cair. Pada zat padat dan cair koefisien reaksi hanya menyatakan perbandingan mol, tidak menyatakan perbandingan volume.

Aplikasi Hukum Perbandingan Volume

Hukum Perbandingan Volume

Hukum perbandingan volume juga memiliki cara tersendiri dalam menjalankan sistemnya. Semua itu bertujuan agar anda dapat menyelesaikan persoalan yang ada.

Untuk lebih memahami hukum perbandingan volume simak contoh penggunaan aplikasi di bawah ini ya!

Contoh Aplikasi Hukum Perbandingan Gay Lussac

Penjelasan:

Apabila anda mereaksikan 2 satuan volume gas hidrogen dengan 1 satuan oksigen, maka reaksi ini akan menghasilkan 1 satuan volume uap air (H O).

Dari hasil ini maka akan diperoleh sebuah perbandingan gas hidrogen, oksigen, dan uap air yaitu: 2 : 1 : 2 yang merupakan bilangan bulat sederhana.

Cara Menyetarakan Reaksi

Cara menyetarakan Reaksi

Dalam hukum perbandingan volume ada tatacara dalam menyetarakan sebuah reaksi, apa sajakah tatacara tersebut? Berikut penjelasannya.

1.Memilih Unsur atau Senyawa

Pilihlah salah satu unsur atau senyawa lalu berikan angka satu didepan senyawa tersebut. Sebagai contoh kali ini ialah uap air yang memiliki nilai koefisien 1.

Perlu anda pahami bahwa pada persamaan reaksi yang cukup kompleks, disarankan memilih unsur atau senyawa dengan bentuk yang paling sederhana. Unsur atau senyawa apapun yang dipilih, hasil akhirnya menghasilkan jawaban yang sama.

Contoh:

H2(g) + O2(g) → 1 H2O (g)

2. Memberikan Koefisien

Langkah selanutnya yaitu memberikan koefisien dengan variabel untuk unsur atau senyawa yang lainnya.

xH2(g) + y O2(g) → 1 H2O (g)

3. Menyamakan Koefisien

Langkah berikutnya yaitu menyamakan koefisien antara ruas 1 dan ruas 2 (ruas kanan dan ruas kiri) tanda panah untuk menentukan nilai  koefisien yang nantinya akan membuat persamaan reaksi menjadi setara.

Setelah menyamakan antara ruas kanan dan ruas kiri akan diperoleh persamaan sebagai berikut:

4. Hasil Persamaan Setara

Setelah mengalami beberapa proses maka ini adalah hasil setara dari persamaan reaksi.

5. Hasil Perbandingan

Ini adalah hasil akhir dari hukum perbandingan volume. Diperoleh perbandingan koefiien dari hidrogen : oksigen : uap air adalah sebagai berikut:

Jika diketahui gas oksigen ada sebanyak 16 liter maka volume hidrogen yang diperlukan adalah

Jadi, banyaknya volume gas hidrogen  yang bereaksi dengan 16 liter gas oksigen dan menghasilkan uap air ialah 32 liter.

Contoh Soal Hukum Perbandingan Volume

Hukum Perbandingan Volume

Berikut ini ada beberapa contoh pembahasan soal yang dapat anda pahami sebagai bahan acuan belajar anda. simak baik-baik ya!

Contoh Soal 1

1.Diketahui sepuluh mL nitrogen (N2 ) dan 15 mL oksigen (O2 ) telah habis bereaksi menjadi 10 mL gas NaOb. Maka tentukanlah rumus kimia gas NaOb tersebut.

Penyelesaian:

Dik:

  • Koefisien N2 = 10
  • Koefisien O2 = 15
  • Koefiseien NaOb = 15

Dit: Rumus kimia gas NaOb.

Jawab:

Langkah Pertama: Perabandingan koefisien = perbandingan volume

Koefisien N2 : O2 : NaOb = 10 : 15 : 10 = 2 : 3 : 2

Menghasilkan persamaan reaksi

2 N2 + 3 O2 → 2 NaOb

Pada reaksi diatas jumlah atom ruas kanan dan ruas kiri sudah seimbang atau sudah setara, maka anda dapat memasukan harga a dan harga b sebagai berikut:

Langkah Kedua: Jumlah atom N disebelah kiri = Jumlah atom N disebelah kanan

2 x 2 = 2a

4 = 2a

a = 2

Langkah Ketiga: Jumlah atom O disebelah kiri = jumlah atom O disebelah kanan

3 x 2 = 2b

6 = 2b

b = 3

Dengan demikian rumus senyawa kimia tersebut adalah N2O3.


Contoh Soal 2

2. Sebanyak 5 liter gas hidrogen direaksikan dengan gas klorin dan menghasilkan has hidrogen klorida (HCl) maka volume gas HCl yang dihasilkan pada P dan T

Penyelesaian:

Langkah Pertama: Mengetahui persamaan reaksi

H2(g) + Cl2 (g) → HCl (g) (Reaksi Belum Setara)

Langkah Kedua: Menyetarakan reaksi dengan menambahkan koefisien

1 H2(g) + x Cl2 (g) → y HCl (g)

Ruas kiri:

  • H = 2
  • Cl = 2x

Ruas kanan:

  • H = y
  • Cl = y

Menghitung nilai y

y = 2

Menghitung nilai x

  • 2x = y
  • 2x = 2
  • x = 1

Persamaan reaksi setara pada reaksi tersebut adalah

H2(g) +  Cl2 (g) → 2 HCl (g) (Reaksi sudah setara)

Langkah Ketiga: Menentukan nilai Perbandingan

Jadi perbandingan gas H : Cl : HCl adalah 1 : 1 : 2.

Sudah diketahui bahwa banyaknya gas hidrogen dalam reaksi sebanyak 5 liter. Sehingga diperoleh volume gas HCl yang dihasilkan P dan T adalah sebagai berikut

= 2/x 5 = 10 Liter.


Penutup

Demikianlah pembahasan materi mengenai hukum perbandingan volume, semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu anda dan para pembaca lainnya dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan materi ini.

Selamat mencoba dan mengerjakan.

Salam Generasi Bangsa.

Terimakasih.

0

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.