Partikel Penyususn Atom-Istilah Atom pertama kali diperkenalkan kepada publik oleh Democritus, diambil dari kata atomos, yang dalam bahasa Yunani berarti sarana dan bukan tomos yang terbagi. Dengan kata lain, atom adalah partikel terkecil yang tidak dapat dibagi. Diameternya bisa sekitar 3 sampai 5 nm.
Hingga hari ini tidak ada teknik yang dapat memberikan gambaran asli dari bentuk atom dengan jelas. Para ilmuwan hanya dapat memprediksi dan memodelkan atom berdasarkan sifatnya.
Penelitian atom terus berkembang, dan berbagai perubahan telah diperkenalkan pada model atom oleh para ahli. Misalnya, teori atom Dalton, Thompson, Rutherford dan Bohr. Salah satunya yaitu membahas mengenai partikel penyususn atom.
Untuk mengetahui pembahasan lebih lanjut mengenai partikel penyusun atom simak pembahasan berikut ini dengan baik ya!
Contents
Apakah Partikel Penyusun Atom Itu?
Sebagai contoh untuk partikel penyusun atom ialah penggaris. Penggaris plastik adalah zat yang terbuat dari atom. Apa bahannya? Silakan baca artikel berjudul Artikel dan Penampilannya. Jika penggaris ini digosokkan ke rambut kering, ia akan mampu menarik potongan-potongan kertas kecil.
Dari sini kita akan mengetahui bahwa penguasa plastik memiliki sifat listrik. Mengapa demikian? Ya, Karena penggaris plastik terdiri dari atom, dapat dikatakan bahwa atom memiliki sifat listrik.
Sifat listrik atom dipelajari oleh para ilmuwan termasuk J.J. Thompson, Eugene Goldstein, Ernest Rutherford, W. Bath, H. Baker dan James Chadwick.
Keterangan:
- X adalah Unsur
- Z Merupakan nomor atom (pada atom netral, elektron (e) = proton (p)
- A adalah bilangan masa = jumlah proton + neutrom.
Proton
Pada tahun 1886, Eugene Goldstein bereksperimen dengan memodifikasi tabung sinar katoda yang ditemukan William Crookes dengan menusuk pelat katoda. Dari percobaan ini ditemukan bahwa gas di belakang katoda menjadi menyala. Ini berarti bahwa radiasi dari anoda menembus pelat katoda melalui lubang yang dibuat sebelumnya.
Sifat sinar anoda ini adalah:
- Ini adalah radiasi partikel karena mampu memutar kipas.
- Ketika radiasi ini condong menggunakan medan magnet, itu akan mengarah ke elektroda magnetik negatif. Ini berarti bahwa radiasi bermuatan positif (itulah sebabnya ia kemudian disebut anoda yang disebut proton).
- Molekul anoda ray tergantung pada jenis gas yang ada dalam tabung.
Massa proton terkecil diperoleh pada atom hidrogen, yaitu satu massa proton = 1 SMA = 1,66 x 10-24 g dengan muatan 1 proton = +1 = 1,6 x 10-19 C.
Elektron
Joseph John Thompson melakukan percobaan pada tahun 1897 menggunakan tabung sinar katoda. Ada dua pelat elektroda di mana salah satu lembaran logam di ujung tabung berfungsi sebagai katoda.
Setiap pelat dimasukkan ke dalam tabung gelas bertekanan rendah, kemudian arus listrik bertegangan tinggi sehingga elektron dapat dilepaskan dari katoda ke anoda.
Kita tidak dapat melihat sinar katoda menggunakan mata telanjang, tetapi kita dapat mengatakan bahwa sinar ini berasal dari lapisan dalam tabung gelas dengan efeknya akibat tumbukan antara elektron dan dinding tabung.
Atau kita dapat melihat apakah kita mengenai sinar katoda pada layar fluoresensi (layar fluoresen) setelah kita memberi lubang pada pelat logam anoda. Seperti gambar di bawah ini.
Dari hasil eksperimennya, Ia menemukan sifat sinar katoda, yaitu:
- Ini adalah radiasi partikel karena mampu memutar kipas.
- Ketika radiasi ini condong menggunakan medan magnet, itu akan mengarah ke elektroda magnetik positif. Ini berarti bahwa sinar katoda bermuatan negatif.
- Molekul katoda tersebar secara vertikal dari pelat katoda ke anoda.
- Sinar katoda tidak tergantung pada jenis pelat logam yang digunakan.
- Kita bisa membuat sinar katoda dengan listrik bertegangan tinggi.
Dari sifat ini kemudian oleh J.J Thompson partikel-partikel penyusun atom bermuatan negatif ini dinamai sebagai elektron.
Selain itu, JJ Thomson juga menemukan rasio muatan elektronik terhadap massa, yaitu 1,76 x 108 ° C / g.
Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan berhasil menemukan ukuran muatan elektron 1,6 x 10-19 C. Dengan demikian, kami memperoleh massa elektron tunggal yaitu 9,1095 x 10-31 kg.
Neutron
Setelah menemukan proton dalam nukleus, ditemukan bahwa massa nukleus selalu lebih besar dari proton. Dari sini, para peneliti berpendapat bahwa ada molekul lain dalam nukleus (bersama dengan proton) yang memiliki muatan netral.
Pada tahun 1930 W. Bothe dan H. Becker menembakkan partikel alfa (α) ke dalam inti atom berilium. Ditemukan radiasi molekul yang memiliki daya tembus besar.
Dua tahun kemudian, pada tahun 1932, James Chadwick melakukan penelitian lebih lanjut dengan menemukan bahwa suatu partikel adalah netral dan memiliki massa yang kira-kira sama dengan partikel proton (bermuatan positif). Molekul-molekul ini kemudian disebut neutron.
Penutup
Itulah penjelasan mengenai artikel penyusun atom, semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu anda dan para pembacanya dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan materi partikel penyusun atom ini.
Selamat membaca.
Salam generasi Muda.
Terimakasih.